Thursday, 11 March 2010

si jijik yg banyak guna

Dari lorong gelap telinga terpancarlah seberkas cahaya. Nur itu
menghidupkan nurani yang kemudian bertasbih mengagungkan Sang Pencipta.
Hidayatullah.com--Mendengar namanya saja orang mungkin tidak berminat
membincangkannya. Bahkan tak jarang orang menghabiskan waktu berjam-jam
membersihkan telinga dari kotoran dekil itu, tanpa sedikit pun terlintas
di benaknya akan makna agung di balik "kotoran telinga".

Sosoknya kecil, basah, lengket, dan licin. Asal-usulnya dari lorong
gelap nan sempit. Semua ini hanya membuat orang jijik, bahkan nyaris
melupakannya sama sekali. Seolah satu tanda-tanda kekuasaan Allah yang
mahadahsyat ini tiada berguna, kosong makna, atau tanpa tujuan, sehingga
wajarlah jika tercampakkan begitu saja.

Padahal, Allah mengingatkan manusia agar tidak berpaling dari
tanda-tanda kekuasaan-Nya, meski sekecil dan seremeh "kotoran
telinga". Allah menyuruh manusia agar tidak mencontoh perilaku
semacam itu: "Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di
langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling
daripadanya". (QS. Yusuf, 12:105)

Manusia perlu berprasangka baik terhadap Allah dan meluangkan waktu
sejenak guna merenungkan penciptaan "kotoran telinga".
Dengan hati yang bersih dan terbuka, maka akan tersingkaplah tanda-tanda
kebesaran Allah pada ciptaan-Nya yang satu itu.

"Kotoran telinga" sejatinya bukanlah zat pengotor.
Sebaliknya, justru "kotoran telinga" itulah bukti
keberadaan perangkat pembersih telinga. Perangkat ini secara otomatis
bekerja membersihkan telinga setiap detik, tanpa kita sadari.

Dalam bahasa ilmiah, si kecil lengket ini dinamakan cerumen (ear wax,
lilin telinga). Wujudnya cair kental dan menyerupai lilin berwarna
kekuningan. Lilin ini dikeluarkan oleh kelenjar tertentu yang melapisi
saluran telinga bagian luar.

Allah menciptakan sekecil apa pun benda di alam ini dengan maksud dan
tujuan yang benar, penuh manfaat dan kebaikan, tak terkecuali lilin
telinga. Setidaknya ada tiga manfaat lilin telinga yang berhasil
diungkap ilmuwan: (1). pembersih, (2). pelembab, dan (3). pembunuh kuman
berbahaya.

Ketiga manfaat itu diciptakan Allah dalam rangka memelihara telinga
manusia agar manusia dapat mendengar dengan sempurna selama hidupnya.
Ini adalah sebentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang lemah, yang
sudah sepatutnya bersyukur atas pemberian telinga berikut lilinnya itu.
Hal ini sebagaimana yang Allah perintahkan: "Dan Allah
mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar
kamu bersyukur. (QS. An Nahl, 16:78)

Allah Maha Tahu bahwa para hamba-Nya tidak bakal sanggup untuk setiap
detik memelihara kebersihan saluran telinganya sendiri, meskipun hanya
dua buah. Oleh karena itu, dengan kasih sayang-Nya, Allah mengaruniai
manusia sistem pembersihan telinga.

Nikmat besar pemberian Allah ini nyaris tidak pernah kita sadari. Bahkan
sedikit sekali manusia bersyukur atas nikmat tak terkira berupa
pendengaran ini, sebagaimana penegasan-Nya dalam Al Qur´an:
"Katakanlah: Dia-lah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati. (Tetapi) amat sedikit kamu
bersyukur." (QS. Al Mulk, 67:23)

Allah menciptakan perangkat luar biasa yang mampu mengeluarkan lilin
telinga ini secara otomatis dari lubang telinga. Lilin telinga berpindah
dari bagian dalam menuju ke luar saluran telinga. Perpindahan ini
diakibatkan oleh perpindahan sel-sel kulit pada permukaan saluran
telinga.

Sel-sel ini ibarat ban atau tangga berjalan yang senantiasa bergerak
mengangkut gumpalan lilin telinga di atasnya. Sembari terangkut dan
terbawa menuju bagian luar telinga, lilin ini menangkap kotoran, debu,
dan butir-butir pengotor yang ada di saluran telinga itu untuk dibuang
keluar. Proses ini dibantu oleh gerakan rahang, misalnya saat orang
mengunyah.

Lilin juga berfungsi melumasi, melembabkan dan melembutkan kulit saluran
telinga. Hal ini mencegah kulit dari kekeringan dan rasa gatal, sehingga
manusia dapat mendengar dengan nyaman.

Kandungan zat-zat seperti asam lemak jenuh dan enzim lisozim pada lilin
telinga sungguh ampuh membunuh mikroba. Termasuk di antaranya adalah
bakteri penyebab penyakit yang sangat berbahaya seperti Haemophilus
influenzae dan Staphylococcus aureus.

Itulah segores kisah tentang lilin telinga (bukan kotoran telinga), yang
sedari kecil kita tidak pernah meminta kepada Allah agar diberi. Namun
keberadaanya itulah bukti hamparan cinta dan kasih sayang Allah kepada
hamba-Nya. Dialah Allah, yang memberi tanpa diminta, dan tanpa meminta
imbalan.

Allah tidak sekedar Pencipta dan Pemberi telinga, namun juga Pemelihara
telinga. Ketiga Sifat Allah itu menjadikan manusia dapat mendengar suara
setiap saat dengan sempurna, aman dan nyaman.

Sekali lagi, lilin telinga sejatinya bukanlah kotoran telinga! Lilin
telinga hanyalah secuil bukti mungil kebesaran Allah dalam mencipta dan
memelihara ciptaan-Nya. Dialah Allah, Sang Maha Pencipta, Maha
Pemelihara:

Dia pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia
tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia
mengetahui segala sesuatu. (Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu
ialah Allah Rabb kamu; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia;
Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara
segala sesuatu. (QS. Al An´aam, 6:102)

No comments: